Rabu, 17 Februari 2021

5 Model Bisnis eCommerce (B2B, B2C, C2C, C2B, B2G) Untuk Dicoba di 2021

Model bisnis ecommerce (B2B, B2C, C2C, C2B, B2G) semakin meroket di tahun 2021. Per Agustus 2020, bisnis ecommerce berhasil mencetak peningkatan transaksi sebesar 429 Triliun rupiah, jika dibandingkan dengan tahun 2019 (205,5 Triliun rupiah). Pada tahun 2020, transaksi dari sektor ini dikalkulasikan mencapai Rp 1.850 triliun atau naik 9 kali lipat dibanding transaksi e-commerce Indonesia pada 2015 yang nilainya Rp 200 triliun. Layanan digital hadir dengan keunggulan yang sudah kita diketahui, yakni mempermudah segala sesuatu yang awalnya rumit dan membutuhkan banyak waktu. Bisnis ritel tidak luput dari internet. Bisnis ini beralih menjadi layanan digital yang kita kenal sebagai e-commerce. Konsumen bisa membeli sesuatu dalam jumlah banyak sekaligus tanpa harus melihat langsung, cukup dari komputer atau ponsel.

1. Klasifikasi model bisnis ecommerce

  • B2B ecommerce
  • B2C ecommerce
  • C2C ecommerce
  • C2B ecommerce
  • Pemerintahan/Administrasi Publik ecommerce

2. Tipe revenue model bisnis ecommerce

  • Drop Shipping
  • Wholesaling dan Warehousing
  • Private Labeling dan Manufacturing
  • White Labeling
  • Subscription Ecommerce

3. Model produk revenue

  • Model Produk Tunggal
  • Tunggal
  • Multiple Kategori
  • Afiliasi
  • Hibrida [Afiliasi + Kategori Tunggal]

Klasifikasi Model Bisnis Ecommerce (B2B, B2C, C2C, C2B, B2G)

Perdagangan elektronik atau ecommerce mencakup semua pasar online yang menghubungkan pembeli dan penjual. Internet digunakan untuk memproses semua transaksi elektronik. Hal pertama yang perlu dipikirkan adalah jenis transaksi bisnis yang akan Anda lakukan. Ketika Anda ingin menjalani bisnis ecommerce, siapa target pasar Anda? Apakah bisnis Anda B2B, B2C, C2C, atau C2B?

Apakah Anda sudah memiliki ide untuk jenis bisnis e-commerce yang Anda inginkan? Apakah Anda familiar dengan akronim-akronim tersebut ? Mari kita pelajari model-model paling umum yang terjadi di perdagangan online.

B2B eCommerce

Model B2B fokus pada penyediaan produk dari satu bisnis ke bisnis lainnya. Meskipun banyak bisnis ecommerce di area ini adalah penyedia jasa/layanan, Anda juga akan menemukan perusahaan software, perusahaan supplier dan pemasok perabot kantor, perusahaan hosting, dan berbagai model bisnis ecommerce lainnya dari sektor ini.

model bisnis ecommerce b2b

Contoh e-commerce B2B (business to business) Indonesia yang mungkin Anda kenal adalah Ralali.com, IndoTrading.com, Kawan Lama, Electronic City, Indonetwork, dan Mbiz. Bisnis tersebut memiliki platform ecommerce yang khusus menyasar perusahaan dan bekerja dalam lingkungan tertutup. Di Indonesia, model bisnis ecommerce B2B belum tergarap maksimal oleh para pelaku bisnis. Salah satu startup tanah air yang sukses membidik peluang pasar ini adalah MBiz, anak usaha Grup Lippo.MBiz didirikan Juli 2015 fokus pada e-procurement khusus B2B dan B2G.

“Kami menyediakan solusi pengadaan barang dan jasa yang terintegrasi berbasis web bagi kalangan perusahaan dan institusi pemerintahan mulai dari produk teknologi, peralatan kantor, perlengkapan industri, hingga barang-barang ritel,” kata Ryn Hermawan, COO dan Co Founder MBiz.co.id.

Hermawan menjelaskan, dengan layanan total solusi yang ditawarkan MBiz, klien korporasi bisa langsung mengakses ke vendor-vendor yang terdaftar di MBiz dan melakukan proses bidding. Konsep e-commerce multi vendor berbasis web ini memungkinkan klien melakukan e-procurement kapan saja dan dimana saja sesuai dengan SOP masing-masing. Saat ini dengan layanan-layanan yang diberikan, MBiz berhasil membukukan net merchandise value sebesar Rp 1,3 triliun dengan nilai rata-rata kontrak transaksi Rp 312 juta."Customer di Indonesia sudah lebih dulu terbiasa dengan layanan e-commerce B2C, mereka memahami kemudahan dan keuntungan yang ditawarkan. Ketika kami hadir dengan platform e-commerce B2B maka mereka tidak perlu waktu lama untuk memahaminya," imbuh Ryn. B2B adalah pangsa pasar yang belum tersentuh di Indonesia, sehingga peluangnya masih sangat besar. Namun, tantangannya juga tidak sedikit.

B2B e-commerce Survey Preview from Prayogo Ryza Sulistiyo

Untuk pemaparan yang lebih detail, silakan unduh laporan riset bertajuk “A Study of B2B Commerce Services in Indonesia 2018″ yang digagas oleh DailySocial bersama Jakpat Mobile Survey Platform, secara gratis di sini. Beberapa poin yang dibahas dalam laporan tersebut:

  1. Potensi pangsa pasar B2B di Indonesia, melihat tren pertumbuhan global.
  2. Pemahaman masyarakat tentang B2B commerce.
  3. Karakteristik dan ragam fitur B2B commerce yang telah beroperasi.

B2C eCommerce

Sektor ecommerce B2C (business to consumer) adalah model bisnis yang lazim dilakukan di pasar ecommerce. Bahkan sektor B2C adalah model bisnis yang selalu ada dipikiran orang saat mendengar kata ‘ecommerce’. Transaksi ecommerce B2C menyerupai model ritel tradisional, di mana bisnis menjual jasa/produk kepada individu, namun bisnis dijalankan dengan platform online alih-alih dengan toko fisik.

model bisnis ecommerce c2c

Contoh pemain ecommerce B2C di Indonesia adalah Blibli, Jd.id, dan Lazada. Namun, dari laporan DailySocial mengindikasikan adanya peleburan batas antara ecommerce B2C dan C2C yang dilihat dari penilaian reputasi. Penilaian terhadap reputasi umumnya didasarkan pada kepercayaan konsumen yang terbentuk dari beberapa faktor, diantaranya jaminan produk, kualitas layanan, hingga efektivitas sistem yang disajikan.

model bisnis ecommerce

Dari penilaian reputasi, masing-masing memiliki angka yang cukup berimbang, Blibli dan Tokopedia mendapati angka tertinggi. Dari tabel penilaian di atas, Shopee memiliki peringkat teratas dalam urusan produk murah dan biaya pengiriman gratis. Sedangkan JD.id menguatkan brand dengan jaminan produk jualannya asli. Meleburnya kategori C2B dan B2C juga ditengarai hadirnya “Official Store” di online marketplace –sebagai contoh brand tertentu memiliki tempat khusus di Bukalapak untuk menjual produk dari distributor resminya. Implikasinya justru menguatkan SKU produk yang dimiliki C2C, hal tersebut sekaligus tervalidasi dalam penilaian kelengkapan produk dengan persentase tertinggi didapat oleh Tokopedia.

Namun demikian, salah satu keuntungan yang dapat dioptimalkan oleh para pemain B2C ialah seputar pengalaman pelanggan. Beberapa aspek yang mulai dieksplorasi misalnya menekankan pada kualitas produk, peningkatan layanan logistik –misalnya Lazada mengakomodasi layanan eLogistics secara mandiri atau bekerja sama dengan layanan on-demand untuk one-day-delivery, opsi pembayaran yang lebih beragam –memungkinkan adanya mekanisme seperti cash-on-delivery.

model bisnis ecommerce

C2C eCommerce

Model bisnis ecommerce ketiga adalah C2C (consumer to consumer), yang kemudian terbagi lagi menjadi dua model yaitu marketplace dan classifieds/P2P. Dalam kategori C2C e-commerce ini, konsumen individu dapat menjual maupun membeli produk dari konsumen lainnya. Bukalapak, Shopee, dan Tokopedia merupakan beberapa contoh online marketplace yang paling dikenal di Indonesia.

model bisnis ecommerce c2c width=

Selain melalui marketplace, kegiatan jual beli juga juga dapat dilakukan secara langsung antar individu, tanpa adanya termasuk dari pihak ketiga. Beberapa contoh platform dengan model bisnis ini adalah OLX, Kaskus, hingga melalui Instagram.

C2B eCommerce

Customer to business (C2B) adalah model bisnis dimana konsumen atau end-use menyediakan produk atau layanan ke perusahaan. Ini adalah model kebalikan dari B2C, di mana bisnis menghasilkan produk dan layanan untuk konsumsi konsumen. Contoh platform C2B, yakni istockphoto.com yang menjadi media bagi para fotografer individu untuk mendapatkan royalti apabila ada yang menggunakan fotonya.

model bisnis ecommerce c2b

Dalam model bisnis ini, individu menawarkan untuk menjual produk atau layanan kepada perusahaan yang siap membelinya. Misalnya, jika Anda adalah software developer, maka Anda dapat menunjukkan demo software atau keterampilan yang Anda miliki di situs-situs seperti freelancer, upwork, dll. Jika perusahaan menyukai software atau keterampilan Anda, maka perusahaan akan langsung membeli software langsung dari Anda, atau mempekerjakan Anda.

eCommerce Administrasi Publik/Pemerintah (B2G & C2G)

Model-model yang tercantum di atas adalah model umum yang banyak dijalankan di pasaran, tetapi ada jenis e-commerce lain yang melibatkan administrasi publik/pemerintah.

  • B2G (business to government), juga disebut B2A (business to administration), adalah model bisnis yang merujuk pada bisnis yang menjual produk, layanan, atau informasi kepada pemerintah atau lembaga pemerintah.

Sistem B2G menyediakan kesempatan bagi perusahaan swasta untuk mengajukan tender pada proyek, produk pemerintah yang mungkin dibeli/dibutuhkan pemerintah untuk perusahaan mereka. Pemerintah membuka tender lewat proses e-procurement, dimana sektor publik dapat melakukan tender secara online dan transparan.Sistem e-procurement di Indonesia lebih dikenal dengan LPSE atau Service Pengadaan Dengan Elektronik. Salah satu contohnya adalah Qlue.co.id, yang menyediakan layanan CRM untuk lembaga pemerintah.

  • C2G (consumer to government), juga disebut C2A (consumer to administration): adalah transaksi elektronik yang dilakukan oleh individu ke pemerintah atau administrasi publik. Contohnya, seorang konsumen dapat membayar pajak penghasilannya secara online. Transaksi tersebut adalah transaksi C2G.

Contoh dimana konsumen memberikan layanan kepada pemerintah belum banyak diimplementasikan, karena ini bukan pendekatan yang populer dan bisa dibilang sangat jarang. Contoh yang mungkin bisa terjadi adalah ketika seorang hacker menawarkan jasanya kepada pemerintah untuk pertahanan terhadap terorisme cyber.

Model Fulfillment Bisnis E-commerce

Hal terpenting berikutnya untuk di pikirkan adalah bagaimana Anda ingin menangani manajemen persediaan dan sumber produk. Beberapa orang lebih memilih untuk mengurus inventaris produk mereka sendiri, dan yang lain tidak ingin memiliki garasi yang penuh dengan barang jualan.

Dropshipping

Dropshipping adalah model e-commerce paling sederhana. Model dropshipping memberi Anda kebebasan untuk membuka toko tanpa memiliki barang di gudang, karena urusan inventaris diurus oleh supplier.

model bisnis ecommerce dropshipping

Dropshipping adalah proses ketika produk dikirim langsung dari produsen atau grosir ke customer anda. Ketika seseorang memesan dari toko online milik Anda, maka Anda mengirimkan pesanan ke pedagang grosir dan mereka langsung mengirimkannya ke pemesan. Dengan dropshipping, Anda tidak akan kelebihan stok karena anda hanya membeli stok saat pelanggan memesan.Kekurangan dari model ini adalah Anda tidak memiliki kendali atas pengiriman dan fulfillment, dan tidak menutup kemungkinan supplier mengecewakan Anda. Jika supplier ternyata bermain di belakang Anda atau lupa memberi Anda nomor tracking, Anda harus pintar-pintar menjaga reputasi Anda.

Selain itu, karena Anda tidak menyimpan inventaris apapun, Anda tidak selalu tahu apakah stok suatu barang hampir habis. Anda bisa saja tanpa sadar menjual sesuatu yang stoknya sudah habis.Kelebihannya adalah, jika Anda merasa supplier yang Anda pilih tidak memenuhi standar Anda, hal yang cukup mudah untuk keluar dari kontrak drop-shipping. Aset Anda sepenuhnya digital. Jauh lebih mudah untuk beralih ke bisnis ecommerce yang menggunakan drop-shipping sebagai model fulfilment dibandingkan jika Anda harus memiliki gudang yang penuh dengan produk yang telah dibuat untuk Anda.

Wholesaling dan Warehousing

Wholesaling (perdagangan grosir) dan warehousing (pergudangan) dalam bisnis e-commerce membutuhkan banyak investasi sejak awal - Anda perlu mengelola inventaris dan stok, melacak pesanan pelanggan dan informasi pengiriman, dan berinvestasi di ruang gudang itu sendiri.Dengan model ini Anda dapat membeli produk dalam jumlah besar dan menyimpannya di gudang di suatu tempat. Biasanya orang yang lebih suka model ini untuk menjual produk dalam volume besar. Orang paling sering menggunakan ini di pasar B2B sebagai kebalikan dari model B2C.

model bisnis ecommerce wholesaling

Dengan model ini, Anda bisa mendapatkan harga jual yang lebih kompetitif, karena Anda membeli dalam jumlah besar dibandingkan membeli dalam jumlah sedikit seperti model dropshipping. Jika Anda membeli dalam jumlah besar dan menjual barang secara eceran di website ecommerce langsung pada konsumen, Anda akan memiliki margin yang lebih baik dibandingkan jika Anda melakukan dropshipping. Namun, jika Anda seperti kebanyakan orang menggunakan model ini, Anda menjual secara grosir ke bisnis yang menjual kepada konsumen, dengan mengambil margin lebih rendah agar tetap kompetitif. Dalam sebagian besar bisnis grosir, Anda perlu membuat target volume penjualan yang cukup untuk mengganti margin yang kecil. Model ini juga membutuhkan investasi awal yang tinggi untuk membeli dan menyimpan produk.

Private Label dan White Label

Private label dan white label mungkin adalah dua istilah yang paling sering disalahgunakan dan membingungkan dalam dunia ecommerce. Keduanya mengacu pada produk-produk yang di-rebranding oleh retailer, namun ada perbedaan tipis di antara keduanya.Dengan white label, produk generik dibuat oleh pabrik diperuntukkan bagi banyak retailer. Misalnya, produsen white label akan menjual sabun generik ke 10 pengecer berbeda. Setiap pengecer dapat memberi branding produk sesuai dengan keinginan mereka. Dengan model bisnis white label, setiap retailer menjual sabun yang sama dan tanpa modifikasi. Sabun hanya diganti nama dan dipasarkan sebagai produk pengecer sendiri. Ini adalah cara cepat untuk masuk ke pasar, tetapi produk Anda akan sama dengan pengecer lainnya. Tanpa banyak memberi diferensiasi pada produk Anda, Anda harus bekerja keras untuk terlihat di pasar.

Dengan private label, produk dibuat eksklusif oleh satu retailer. Seperti contoh sabun, pengecer private label kemudian akan memiliki opsi untuk memodifikasinya agar sesuai dengan standar dan strategi branding mereka. Sabun dimodifikasi eksklusif untuk retailer tertentu, dan dilengkapi dengan logo, nama, dan identitas brand mereka. Ini akan memakan waktu lebih lama daripada model white label, tetapi itu akan membuat Anda memiliki produk yang unik untuk bisnis Anda.

model bisnis ecommerce private label white label

Dengan memilih model white label atau private label, Anda tidak harus melakukan uji coba dan kerepotan dalam proses produksi suatu produk. Tanpa harus investasi di desain dan kreasi produk, Anda akan menghemat banyak waktu dan uang. Sehingga, Anda dapat fokus pada strategi marketing dan branding produk.

Subscription Ecommerce

Berbeda dengan model bisnis eCommerce tradisional di mana konsumen melakukan pembelian sesekali, model bisnis subscription (berlangganan) menawarkan konsumen dengan opsi untuk berlangganan produk atau layanan secara teratur. Keuntungan yang didapat pelanggan dari subscription adalah penghematan dan kenyamanan. Pelanggan cukup memesan satu kali, dan produk akan dikirimkan langsung ke mereka secara teratur, umumnya sebulan sekali.

Pelanggan mendapatkan diskon untuk berlangganan; semakin banyak mereka berlangganan atau semakin lama mereka berlangganan, semakin banyak penghematan yang mereka lakukan. Laporan McKinsey & Company menunjukkan bahwa sekitar 15% konsumen online telah mendaftar untuk satu atau lebih layanan berlangganan untuk menerima produk secara berulang, seringkali dalam rentang waktu satu bulanan. Dari laporan yang sama menyebutkan, pasar subscription ecommerce telah tumbuh lebih dari 100% per tahun selama lima tahun terakhir. Retailer terbesar seperti Amazon menghasilkan lebih dari $2,6 miliar dalam penjualan pada 2016, naik dari $57 juta pada 2011. Didorong oleh investasi venture-capital, banyak startup meluncurkan bisnis ini dalam berbagai kategori, termasuk bir dan anggur, produk anak dan bayi, lensa kontak, kosmetik, produk feminin, perlengkapan makan, makanan hewan peliharaan, pisau cukur, pakaian dalam, pakaian wanita dan pria, video game, dan vitamin.

model bisnis ecommerce subscription ecommerce

Tantangan terbesar yang dihadapi perusahaan subscription e-commerce adalah churnChurn adalah istilah yang digunakan saat bisnis ecommerce kehilangan konsumen. Dalam kasus subscription ecommerce, churn adalah ketika konsumen tidak berlanjut berlangganan. Model bisnis ini bergantung pada hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Perusahaan harus pintar dalam mengembangkan user experiences untuk menghindari tingkat churn yang tinggi, serta untuk mempercepat pertumbuhan dan profitabilitas.

Apa yang ingin Anda jual?

Keistimewaan dari ecommerce adalah Anda bisa menjual hampir apa saja di lini bisnis ini. Anda dapat menjual produk fisik (pakaian, sepatu, buku,dll), produk digital (ebooks, website, software, aplikasi, dll), atau jasa (layanan babysitting atau home cleaning). Mari kita lihat jenis produk apa yang saat ini sedang tren di bisnis online dan bagaimana Anda dapat masuk ke pasar tersebut.

Produk Fisik

Ini adalah komoditas yang paling umum dijual di toko ecommerce. Produk fisik (hampir semua hal yang membutuhkan packingshipping, dan delivery) seringkali mencapai angka penjualan tertinggi. Tapi, bagaimana caranya Anda memutuskan produk mana yang akan dijual? Temukan apa yang Anda sukai. Apakah Anda suka mobil? Bagaimana kalau menjual suku cadang dan aksesori mobil? Apakah Anda suka buku? Mengapa tidak memulai toko buku online? Bisnis online memberi Anda peluang sempurna untuk mengubah hobi Anda menjadi bisnis yang menguntungkan. Analisis segmentasi atau niche market yang Anda pilih. Ini mencakup semua aspek dari industri-industri yang kurang terjamah. Serta, cobalah untuk menganalisis pain points dari target pasar Anda. Selanjutnya, lakukan riset kata kunci (keyword research) untuk produk yang ingin Anda jual. Dengan cara ini, Anda dapat menentukan berapa banyak permintaan untuk membantu Anda merencanakan inventaris dan mengatur arus kas.

Produk Digital

Ada banyak produk digital yang dapat dikirimkan ke pelanggan online. Apakah Anda seorang desainer web, penulis konten, atau desainer grafis? Anda dapat membuat toko online di sekitar produk Hal penting lain yang harus diperhatikan adalah masalah FAQ dan aturan legal yang mencakup mekanisme pengiriman produk dan status hak cipta / intellectual property dari produk Anda.

Jasa

Jika Anda memiliki tim tukang kayu yang terampil, atau asisten rumah tangga, atau Anda adalah penata rambut yang menawarkan untuk mengunjungi rumah klien, mengapa tidak membuat website untuk menjual layanan ini secara online? Dengan demikian, Anda secara signifikan dapat meningkatkan permintaan dengan membuat bagian FAQ yang komprehensif dan bagian Legal yang merinci dengan tepat apa yang Anda tawarkan dan apa yang pelanggan harapkan.

Continue reading 5 Model Bisnis eCommerce (B2B, B2C, C2C, C2B, B2G) Untuk Dicoba di 2021

Selasa, 16 Februari 2021

Rabu, 10 Februari 2021

SWOT WEB UP E-COMMERCE

Analisis SWOT adalah metode analisis perencanaan strategis yang digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi lingkungan perusahaan baik lingkungan eksternal dan internal untuk suatu tujuan bisnis tertentu. SWOT merupakan akronim dari kata: kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT

Apa itu ecommerce? Electronic commerce atau ecommerce adalah segala aktivitas jual beli yang dilakukan melalui media elektronik. Meskipun sarananya meliputi televisi dan telepon, kini ecommerce lebih sering terjadi melalui internet.









Continue reading SWOT WEB UP E-COMMERCE

Rabu, 20 Januari 2021

Senin, 04 Januari 2021

Confergence dan Studi Kasus

Konvergensi media adalah penggabungan atau pengintegrasian media-media yang ada untuk digunakan dan diarahkan kedalam satu titik tujuan.[1] Konvergensi media biasanya merujuk pada perkembangan teknologi komunikasi digital yang dimungkinkan dengan adanya konvergensi jaringan.

Konvergensi jaringan adalah koeksistensi efisien teleponvideo dan komunikasi data dalam satu jaringan.[2] Penggunaan beberapa mode komunikasi dalam jaringan tunggal menawarkan kenyamanan dan fleksibilitas bukan tidak mungkin dengan prasarana yang terpisah.[2][1]


Sumber : Wikipedia


Contoh Studi Kasus : 

Komodifikasi Wartawan di Era Konvergensi: Studi Kasus Tempo

Penelitian ini berusaha menjelaskan terjadinya komodifikasi pekerja media (wartawan) dalam industri media massa di era konvergensi dengan studi kasus Tempo. Peneliti mengembangkan kerangka pemikiran dari teori ekonomi politik komunikasi, yang pintu masuk pertamanya adalah komodifikasi. Penelitian ini menggunakan paradigma kritis dengan pendekatan kualitatif dan metode studi kasus. Penelitian ini mengungkapkan bahwa pertumbuhan Tempo dari sebuah majalah menjadi konglomerasi merupakan akumulasi kapital sesuai dengan tujuan kapitalis. Tempo terus mengembangkan bisnis dan inovasi untuk beradaptasi dengan perkembangan industri media serta teknologi media baru, termasuk dengan penerapan konvergensi media dan konvergensi redaksi. Dalam pelipatgandaan kapital dan pelaksanakan konvergensi redaksi itu terjadi komodifikasi pekerja (wartawan) lewat penambahan jam kerja, upah rendah, kejar target, tugas ganda, kewajiban permasaran dan adaptasi. Bentuk komodifikasi yang terjadi adalah eksploitasi tubuh, eksploitasi ekonomi, eksploitasi waktu luang, dan eksploitasi kemampuan. Wartawan menerima eksploitasi itu sebagai kewajaran bagi profesinya karena adanya proses mistifikasi, alienasi, naturalisasi, dan reifikasi.

Sumber : Journal




Continue reading Confergence dan Studi Kasus

Kamis, 05 November 2015

Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

Pengertian TIK - Teknologi informasi dan komunikasi mempermudah kehidupan manusia. Jika menggunakan alat teknologi informasi dan komunikasi, dua benua akan terasa tidak berjarak. Kehadiran komputer, internet, telepon seluler, dan berbagai alat teknologi informasi dan komunikasi membuat arus informasi semakin lancar. Apa sih Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) itu? Nah, pada kesempatan kali ini Zona Siswa akan mencoba membahasanya di sini. Semoga bermanfaat. Check this out!!!

A. Pengertian TIK

Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memuat semua teknologi yang berhubungan dengan penanganan informasi. Penanganan ini meliputi pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi. Jadi, TIK adalah teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi.

Ditinjau dari susunan katanya, teknologi informasi dan komunikasi tersusun dari 3 (tiga) kata yang masing-masing memiliki arti sendiri. Kata pertama, teknologi, berarti pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya. Istilah teknologi sering menggambarkan penemuan alat-alat baru yang menggunakan prinsip dan proses penemuan saintifik.

Kata kedua dan ketiga, yakni informasi dan komunikasi, erat kaitannya dengan data. Informasi berarti hasil pemrosesan, manipulasi dan pengorganisasian sekelompok data yang memberi nilai pengetahuan (knowledge) bagi penggunanya. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi hubungan saling mempengaruhi di antara keduanya.

Jadi dapat di sumpulkan bahwa teknologi informasi dan komunikasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dan proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain sehingga lebih cepat, lebih luas sebarannya, dan lebih lama penyimpanannya.

Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi | www.zonasiswa.com


B. Mengenal Peralatan TIK

Kata informasi memiliki arti tersendiri dan dalam penerapannya membutuhkan alat atau hardware yang spesifik. Begitu juga dengan kata komunikasi. Sekarang kita mengenal begitu banyak alat komunikasi yang membuat jarak tidak lagi menjadi masalah selama alat komunikasi tersebut tersedia. Informasi dapat ditayangkan atau disampaikan ke suatu tujuan yang jauh menggunakan peralatan-peralatan di bawah ini.

  1. Komputer, yaitu alat yang berguna untuk mengolah data menjadi informasi menurut prosedur yang telah dirumuskan sebelumnya.
  2. Proyektor LCD (Liquid Crystal Display), yaitu alat untuk menayangkan informasi yang berasal dari komputer atau media informasi lain seperti DVD Player.
  3. OHP (Over Head Projector), yaitu alat untuk menayangkan informasi statis yang tertulis pada plastik transparansi.
  4. Radio, yaitu alat penerima informasi yang berasal dari stasiun pemancar berupa gelombang elektromagnet yang membawa informasi suara.
  5. Televisi, yaitu alat penerima informasi yang berupa gambar dan suara. Televisi berasal dari kata tele (jauh) dan vision (tampak/visual).
  6. Internet, yaitu hubungan antar komputer dalam suatu jaringan global yang memungkinkan setiap komputer saling bertukar informasi.
  7. GPS (Global Positioning System), yaitu alat informasi berfungsi menentukan letak, arah atau kecepatan benda yang berada di permukaan bumi.
  8. Faximile, yaitu alat untuk mengirim dan menerima dokumen melalui jalur telepon. Dokumen yang dikirim dengan faximile sama persis dengan dokumen asli.
  9. Satelit komunikasi, yaitu benda buatan manusia yang diletakkan di ruang angkasa untuk keperluan telekomunikasi.
  10. Telepon, yaitu alat komunikasi berguna untuk mengirim data suara melalui sinyal listrik.
  11. Handphone atau telepon seluler, yaitu alat komunikasi bergerak untuk mengirim data suara. Telepon seluler menggunakan gelombang elektromagnet sebagai media penghantar.
  12. Modem, yaitu perangkat keras yang berfungsi mengubah sinyal digital menjadi sinyal listrik yang dapat merambat melalui telepon, dan sebaliknya. Modem merupakan perangkat penting untuk mengakses Internet.
C. SEKILAS TENTANG TIK DAN GLOBALISASI
1. Teknologi Informasi dan Komunikasi
Teknologi Informasi dan Ko- munikasi mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komu-nikasi .
a. Teknologi Informasi adalah meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. 
b. Teknologi Komunikasi adalah segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu peranan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antarmedia. Menurut Puskur Diknas Indonesia.
2. Era Globalisasi
Globalisasi merupakan suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam berbagai bidang kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya batas-batas yang mengikat secara nyata, sehingga sulit untuk disaring atau dikontrol (Sam : 2008). Thomas L. Friedman (dalam Sam:2008) “Globlisasi memiliki dimensi ideologi dan teknologi. Dimensi ideologi yaitu kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan di- mensi teknologi adalah teknologi informasi yang telah menyatukan dunia”. Princenton N. Lyman (dalam Sam:2008) “Globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas saling ketergantungan dan hubungan antara Negara-negara di dunia dalam hal perdagangan dan keuangan”.

D. PENTINGNYA MEDIA TIK DI ERA GLOBALISASI 
Perubahan informasi saat ini seakan-akan tidak lagi dalam skala hari atau bahkan jam, melainkan sudah mencapai skala menit maupun detik. Penekanan akan memaksimumkan sumber daya manusia di semua sektor, berarti kita akan membutuhkan sistem komunikasi yang sangat efektif. Apabila kita merespons pada kebutuhan fokus awal seharusnya lebih berdasarkan penerimaan informasi daripada penyebaran informasi. Hal ini hampir memutarbalikan peran jika dibandingkan dengan peran komunikasi administrasi pendidikan yang dulu.
Sudah saatnya pembangunan pendidikan yang terpadu dan terarah berbasis teknologi paling akan memberikan multiplier effect dan nurturant effect terhadap hampir semua sisi pembangunan pendidikan. Sehingga Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) berfungsi untuk memperkecil kesenjangan penguasan teknologi mutakhir khususnya dalam dunia pendidikan. Pembangunan pendidikan berbasis Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) setidaknya memberikan dua keuntungan. Pertama, sebagai pendorong komunitas pendidikan ( termasuk guru ) untuk lebih apresiatif dan proaktif dalam maksimalisasi potensi pendidikan. Kedua, memberikan kesempatan luas kepada peserta didik memanfaatkan setiap potensi yang ada dapat diperoleh dari sumber-sumber yang tidak terbatas. Selain itu, penerapan Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) bermanfaat untuk peningkatan kualitas pendidikan nasional Indonesia.
Salah satu aspeknya adalah kondisi geografis Indonesia dengan sekian banyaknya pulau yang berpencar-pencar permukaan buminya yang seringkali tidak bersahabat, biasanya diajukan untuk pengembangan dan penerapan Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan. Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) sangat mampu menjadi fsasilitator utama untuk meratakan pendidikan di bumi nusantara.
Kemajuan suatu bangsa dalam era global sangat tergantung pada kemam- puan masyarakatnya dalam memanfaatkan pengetahuan untuk meningkatkan produktivitas. Masyarakat seperti ini dikenal dengan istilah masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society). Siapa yang menguasai pengetahuan maka ia akan mampu bersaing dalam era global. Dryden & Voss dalam Utomo (2008) “Dunia telah berubah. Dewasa ini kita hidup dalam era informasi/global. Dalam era informasi, kecanggihan Teknologi Informasi dan Komunikasi telah memungkinkan terjadinya pertukaran informasi yang cepat tanpa terhambat oleh batas ruang dan waktu”. Indonesia perlu segera mengurangi kesenjangan digital ini dengan mengintegrasikan TIK secara sistemik untuk semua sektor pemerintahan seperti perdagangan/bisnis, administrasi publik, pertahanan dan keamanan, kesehatan dan termasuk pendidikan.

Kemajuan suatu bangsa dalam era global sangat tergantung pada kemam- puan masyarakatnya dalam memanfaatkan pengetahuan untuk meningkatkan produktivitas. Masyarakat seperti ini dikenal dengan istilah masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society). Siapa yang menguasai pengetahuan maka ia akan mampu bersaing dalam era global. Dryden & Voss dalam Utomo (2008) “Dunia telah berubah. Dewasa ini kita hidup dalam era informasi/global. 
Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) sangat mampu menjadi fsasilitator utama di bumi nusantara. Di era globalisasi dan informasi ini penguasaan terhadap informasi tidak cukup harnya sekedar menguasai, diperlukan kecepatan dan ketepatan. Sebab hampir tidak ada guna menguasai informasi yang telah usang, padahal perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat mengakibatkan usia informasi menjadi sangat pendek, dengan kata lain, informasi lama akan diabaikan dengan adanya informasi yang lebih baru.

E. PERKEMBANGAN TIK DI ERA GLOBALISASI 
Di era globalisasi, teknologi informasi berperan sangat penting. Dengan menguasai teknologi dan informasi, kita memiliki modal yang cukup untuk menjadi pemenang dalam persaingan global. Di era globalisasi, tidak menguasai teknologi informasi identik dengan buta huruf.
Teknologi Informasi (TI) dan multimedia telah memungkinkan diwujudkannya pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, yang melibatkan siswa secara aktif. Kemampuan TI dan multimedia dalam menyampaikan pesan dinilai sangat besar. Dalam bidang pendidikan, TI dan multimedia telah mengubah paradigma penyampaian materi pelajaran kepada peserta didik. Computer Assisted Instruction (CAI) bukan saja dapat membantu guru dalam mengajar, melainkan sudah dapat bersifat stand alone dalam memfasilitasi proses belajar.
Penekanan penting akan memaksimumkan sumber daya manusia di semua sektor, berarti kita akan membutuhkan sistem komunikasi yang sangat efektif. Apabila kita merespons pada kebutuhan fokus awal seharusnya lebih berdasarkan penerimaan informasi daripada penyebaran informasi. Hal ini hampir memutarbalikan peran jika dibandingkan dengan peran komunikasi administrasi pendidikan yang dulu.
Perbedaan utama antara negara maju dan negara berkembang adalah kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan yang pesat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di negara-negara maju karma didukung oleh sistem informasi yang mapan. Sebaliknya, sistem informasi yang lemah di negara-negara berkembang mengakibatkan keterbelakangan dalam penguasaan.ilmu pengetahuan.dani teknologi. Jadi jelaslah bahwa maju atau tidaknya suatu negara sangat di tentukan oleh penguasaan teirhadap informasi, karena informasi merupakan modal utama dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan.teknologi yang menjadi senjata pokok untuk membangun negara. Sehingga apabila satu negara ingin maju dan tetap eksis dalam persaingan global, maka negara tersebut harus menguasai informasi.
Di era globalisasi dan informasi ini penguasaan terhadap informasi tidak cukup harnya sekedar menguasai, diperlukan kecepatan dan ketepatan. Sebab hampir tidak ada guna menguasai informasi yang telah usang, padahal perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat mengakibatkan usia informasi menjadi sangat pendek, dengan kata lain, informasi lama akan diabaikan dengan adanya informasi yang lebih baru.
Masukan (input) dan kontribusi langsung dari para pemegang peran (stakeholders) yang lain; siswa, orang tua dan anggota masyarakat juga memberikan informasi yang sangat membantu dan meningkatkan dukungan masyarakat bagi pengembangan sekolah. Jika obyektifitas utamanya adalah memaksimalkan pendidikan sumber daya manusia maka hal itu telah meningkatkan hubungan komunikasi kita dengan seluruh sektor lingkungan pendidikan dan para pemegang peran (stakeholders). Lagipula kunci utama untuk meningkatkan komunikasi harus terfokus pada saling berbagi komunikasi terbuka dan meningkatkan kesempatan untuk mendapatkan dukungkan dari segala bidang.
Kehidupan kita sekarang perlahan lahan mulai berubah dari dulunya era industri berubah menjadi era informasi di balik pengaruh majunya era globalisasi dan informatikamenjadikan computer, internet dan pesatnya perkembangan teknologi informasi sebagai bagian utama yang harus ada atau tidak boleh kekurangan dikehidupan kita. Aktifitas network globalisasi ekonomi yang disebabkan oleh kemajuan dari teknologi informasi bukan hanya mengubah pola produktivitas ekonomi tetapi juga meningkatkan tingkat produktivitas dan pada saat bersamaan juga menyebabkan perubahan structural dalam kehidupan politik, kebudayaan, kehidupan sosial masyarakat dan juga konsep waktu dalam dalam berbagai lapisan masyarakat.
Tanggung jawab sekolah dalam memasuki era globalisasi baru ini yaitu harus menyiapkan siswa untuk menghadapi semua tantangan yang berubah sangat cepat dalam masyarakat kita. Kemampuan untuk berbicara bahasa asing dan kemahiran komputer adalah dua kriteria yang biasa diminta masyarakat untuk memasuki era globalisasi baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Maka dengan adanya komputer yang telah merambah di segala bidang kehidupan manusia hal itu membutuhkan tanggung jawab sangat tinggi bagi sistem pendidikan kita untuk mengembangkan kemampuan berbahasa siswa dan kemahiran komputer.

#Sumber http://www.zonasiswa.com/2014/10/pengertian-teknologi-informasi-dan.html
#Sumber http://fatmamaireza.blogspot.co.id/2013/01/perkembangan-tik-di-era-globalisasi.html
Continue reading Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)